Di saat umat Islam berada dalam zaman keemasannya, negeri-negeri Islam, khususnya *Baghdad dan * Andalusia (Spanyol Islam) menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan. Bangsa Eropa menjadi penduduk asli Andalusia memakai bahasa Arab dan adat-istiadat Arab dalam kehidupan sehari-hari. Mereka bersekolah di perguruan-perguruan Arab. Di antara raja-raja Spanyol yang nonmuslim (misalnya, Peter I[w.1104], raja Aragon), ada yang hanya mengenal hurup Arab. Alfonso IV mencetak uang dengan memakai tulisan Arab. Di Sicilia keadaanya juga sama. Raja Normandia, Roger I, menjadikan istananya sebagai tempat
pertemuan para fulsuf, dokter-dokter, dan ahli Islam lainnya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ketika Roger II bahkan lebih banyak dipengaruhi kebudayaan Islam. Pakaian kebesaran yang dipilihnya ialah pakaian arab. Gerejanya di hiasi dengan ukiran dan tulisan-tulisan Arab.Wanita Kristen Sicilia meniru wanita Islam dalam soal mode pakaian.Peradaban Islam itu bukan hanya berpengaruh bagi bangsa Eropa yang berada di bawah atau bekas kekuasaan Islam, tetapi juga bagi orang Eropa di luar daerah itu. Penuntu ilmu dari Perancis, Inggris, Jerman, dan Italia,datang belajar ke perguruan dan universitas yang ada di Andalusia dan Sicilia. Di antaranya terdapat pemuka-pemuka agama Kristen, misalnya Gerbert d'Aurillac (1107-1135) yang belajar di Andalusia dan Sicilia. Gerbert d'Aurillac kemudian menjadi Paus di Roma dari tahun 999-1003 dengan nama Sylvester II. Adapun adelard setelah menjadi guru Pangeran Henry yang kelak menjadi raja. Ia menjadi salah satu penerjemah buku-buku Arab ke dalam bahasa Latin.
Dalam suasana inilah muncul orientalisme di kalangan Barat. Bahasa Arab mulai dipandang sebagai bahasa yang harus dipelajari dalam bidan ilmiah dan filsafat. Pelajaran bahasa Arab dimasukkan dalam kurikulum berbagai perfuruan tinggi Eropa, seperti di Bologna (Italia) pada tahun 1076, Chatres (Perancis) tahun 1117, Oxford (inggris) tahun 1167, dan Paris tahun 1170. Muncullah penerjemah generasi pertama, yakn Constantinius Africanus (w.1087) dan Gerard Cremonia (w.1187).
Dalam fase pertama ini, tujuan orientalisme ialah memindahkan ilmu pengetahuan tersebut diambil sebagaimana adanya.
Pada perkembangan berikutnya, perhatian orang Eropa terlihat kian meningkat. Pelajaran bahasa Arab semakin digiatkan di universitas-universitas. Di Italia pengajaran bahasa Arab diadakan di Roma (1303), Florencia (1321), Padua (1362), dan Gregoria (1553); di Perancis diadakan di Toulouse (1217), Montpellier (1221, dan Bordeaux (1441); dan di Inggris dilaksanakan di Cambridege(1209). Di bagian Eropa lainnya pelajaran bahasa Arab dimulai sesudah abad ke-15.
No comments:
Post a Comment